Perilaku
Jujur dan adil memounyai dasar hukum yang jelas termuat dalam Al Qur’an, Allah
Swt berfirman :
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakan kebenaran karena Allah Swt, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekal-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah Swt, sungguh, Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Maidah ayat 8).
Ayat di atas menegaskan bahwa menegakkan keadilan harus karena Allah Swt semata, bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi. Kepentingan pribadi atau duniawi harus dikesampingkan dalam menegakkan keadilan. Bahkan jika kita bersaksi untuk kepentingan kerabat dekat, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, meskipun kesaksian itu merugikannya. Demikian juga jika kita bersaksi untuk musuh, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, meskipun menguntungkannya.
Bagaimana jika kebenaran itu dari orang kafir ?
Kita harus tetap berlaku adil dan menerima kebenaran meskipun muncul dari orang kafir. Bahkan jika kita menolak kebenaran dari yang kafir dikategorikan sebagai kezaliman. Jadi, keadilan itu berlaku untuk semua, baik kawan maupun lawan. Kalau kebenaran yang datangnya dari orang kafir saja kita harus tetap menerimanya, maka kebenaran yang datangnya dari sesama muslim sudah jelas harus kita terima. Oleh karena itu menjadi sangat aneh kalau antara sesama muslim saja saling bertikai hanya karena masing-masing merasa bahwa pendapatnya yang paling benar.
Berlaku adil dalam ayat di atas bermakna berusaha untuk adil dan menegakkan keadilan. Jadi setiap usaha untuk menegakkan keadilan dan perilaku menegakkan keadilan akan mendekatkan kepada ketakwaan. Semakin sempurna keadilan, maka semakin sempurna pula ketakwaan.
Rasulullah Saw dalam sebuah hadits bersabda :
Hadits di atas menegaskan bahwa kejujuran akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan akan membawa pelakunya ke surga. Seseorang yang jujur akan hidup dengan tenang. Ia menjalani kehidupan dengan penuh optimis dan semangat. Berbeda jika seseorang pernah berdusta, tentu akan diselimuti rasa bersalah dan gelisah. Dusta yang pernah dilakukan akan ditutupi dengan dustadusta yang lain.
Orang yang jujur juga akan mendapat kepercayaan dari orang lain. Kepercayaan tidak bisa dibeli dengan uang. Kepercayaan muncul karena seseorang memang layak mendapatkannya.
Kejujuran dan keadilan merupakan dua
perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. Rakyat jelata merindukan
pemimpin yang adil. Seorang tersangka merindukan keadilan seorang hakim.
Seorang atlet menginginkan wasit yang adil dalam pertandingan. Demikianlah
keadilan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Bahkan doa seorang pemimpin
yang adil akan diterima oleh Allah Swt sebagaimana hadis berikut ini :
B. Memahami Cara Menerapkan Perilaku Jujur dan Adil
Wahai anak saleh, tahukah kalian bagaimana cara menerapkan perilaku jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari? Caranya adalah dengan melatih diri secara terus menerus. Kedua perilaku terpuji tersebut, perlu dilatih dan dibiasakan setiap saat di manapun kalian berada. Jika seseorang sudah terbiasa jujur dan adil, maka kedua perilaku mulia ini akan melekat dalam dirinya. Lalu, kapan seseorang bisa mulai berlatih jujur dan adil? Jawabannya adalah mulai dari sekarang. Jangan menunda, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang untuk berperilaku jujur dan adil.
Perilaku jujur dan adil ini harus dilatih dan dibiasakan sejak usia dini. Sebab pada usia dini, seorang anak akan sangat mudah dididik dan dilatih. Orang tua berperan penting dalam mendidik anak-anaknya untuk jujur dan adil. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menerapkan kejujuran dan menegakkan keadilan. Kejujuran dan keadilan seorang guru juga akan dicontoh oleh murid-muridnya. Demikian pula dengan kalian, kejujuran dan keadilan yang kalian lakukan akan dilihat dan dicontoh oleh adik-adik kalian.
a. Menerapkan Perilaku Jujur
Perilaku jujur dapat kita terapkan di
rumah, sekolah, maupun masyarakat. Untuk memahami cara menerapkan perilaku
jujur perhatikan contoh perilaku jujur berikut ini:
1) Di rumah, kita melaksanakan tugas yang diberikan orang tua dengan
sebaiknya-baiknya. Misalnya, ibu minta tolong dibelikan minyak goreng dan
kebutuhan pokok lainnya. Sebagai anak jujur, semua uang sisa kembalian
diberikan kepada ibu. Hal ini berarti memegang dan menjalankan amanah dengan
baik. Memberitakan sesuatu hal baik ke orang tua ataupun ke dalam lingkungan
masyarakat.
2) Di
sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan bapak-ibu guru dengan penuh tanggung
jawab. Tidak menyontek saat ulangan, melaksanakan piket sesuai jadwal, mentaati
tata tertib sekolah, bertutur kata yang benar kepada bapak-ibu guru, karyawan,
dan teman. Jika bersalah harus mengakui kesalahannya
3) Di masyarakat, kita dapat berperilaku jujur dalam rangka membangun masyarakat yang tenang, harmonis dan saling menghormati. Seseorang yang jujur tidak akan mengarang cerita atau gosip sehingga akan menimbulkan gaduh dan suasana lingkungan menjadi tidak kondusif, antara ucapan dan perbuatan. Seseorang yang jujur harus sama. Dengan berperilaku jujur, maka orang lain akan merasa aman dan tenteram.
b. Menerapkan Perilaku Adil
Perilaku adil juga dapat kita terapkan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Untuk memahami cara menerapkan perilaku adil perhatikan contoh perilaku adil berikut ini:
1) Di
rumah, misalnya setiap awal bulan ayah memberikan uang saku kepada ketiga
anaknya, termasuk kalian sebagai anak pertama. Ayah menitipkan uang saku untuk
kedua adikmu. Masing-masing mendapat Rp.100.000 dan Rp.50.000, sedangkan kamu
mendapat Rp.200.000. Ayah memberikan uang saku secara adil berdasarkan tingkat kebutuhan
anak-anaknya. Sebagai kakek, kalian harus adil kepada adik-adik kalian, yaitu
memberikan hak uang saku kepada mereka sesuai perintah ayah.
2) Di
sekolah, menghormati dan menghargai tugas ketua dan semua pengurus kelas.
Kalian harus memperlakukan mereka dengan adil sesuai posisinya masing-masing di
kepengurusan kelas. Bukan justru sebaliknya, meremehkan dan merendahkan mereka
sebagai “pesuruh” kelas.
3) Di masyarakat, berlaku adil kepada tetangga dan warga dalam satu RT, RW ataupun kelurahan. Memperlakukan tetangga dengan baik, tidak merusak nama baiknya dengan menyebarkan cerita-cerita negatif. Tidak mengganggu tetangga dengan suara musik yang terlalu keras dari dalam rumah kita.
Mengapa demikian ?
Sebab
tetangga juga punya hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik. Dengan memberikan
hak kepada tetangga berarti kita telah berperilaku adil kepada tetangga.
SILAHKAN ISI KESIMUPULAN MATERI INI PADA FORM DI BAWAH INI