Assalamualaikum wr. wb...
Selamat pagi anak anak
(8F-8K)Alhamdulillah hari ini kita bisa melanjutkan PJJ daring IPS bersama pa
Muhtadin,semoga kita semua tetap sehat dan semangat.
Pembelajaran hari ini,kita akan
melanjutkan materi bab 2 ,bahasan berikutnya tentang" C.Konflik dan Integrasi
dalam Kehidupan Sosial".
Pada buku paket hal.119-126.
Sebelum belajar jangan lupa berdoa dan
mengisi daftar hadir.
Pelajari dan pahami
materi ini dengan baik,kemudian dirangkum pada buku catatan IPS kalian,kalau
sudah silahkan di foto,fotonya kirim ke bapak🙏
💪SELAMAT BELAJAR💪
Daftar Isi
1. Konflik dalam Kehidupan Sosial
a. Pengertian Konflik
Pengertian konflik
menurut ahli:
A. Menurut Robert M.Z.
Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti
nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh
keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi karena
benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam
rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial,
dan budaya) yang relatif terbatas.
B. Menurut Kartono,
konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak
bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap,
dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku
perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung,
terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.
Siapa saja yang dapat
melakukan konflik ? Semua orang dapat terlibat konflik. Pada pelajaran Kelas
VII, kalian mempelajari interaksi dapat terjadi antarindividu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Kalian mungkin pernah mendengar atau membaca berita tentang pertengkaran antarteman di sekolah. Kejadian ini digolongkan konflik antarindividu. Adapun konflik antara majikan dan buruh dapat dimasukan dalam kategori konflik individu dengan kelompok. Contoh konflik antara kelompok dan kelompok adalah konflik para pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban. Konflik bahkan dapat melibatkan dalam skala lebih luas. Konflik antarkelompok dan juga dapat berupa konflik antarsuku bahkan antarbangsa atau antarnegara. Perjuangan negara Palestina melawan penguasaan Israel pada saat sekarang merupakan salah satu bentuk konflik antarnegara.
b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial
Mengapa terjadi konflik? Akar konflik adalah perbedaan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia.
1) Perbedaan Individu
Manusia adalah individu yang unik. Jangankan manusia yang berbeda orang tua, suku, dan ras. Manusia yang lahir dari dalam satu rahim pun memiliki banyak perbedaan. Walaupun secara fisik sekilas sama, seperti dalam kasus bayi kembar, belum tentu pendirian dan perasaan kedua kembar tersebut sama. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial. Sebab, dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Sebagai contoh, para siswa dalam satu kelasmu tentu berbeda tanggapannya ketika mendengarkan music dangdut. Ada yang merasa terganggu karena suara gendang, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkup yang lebih luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilainilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu baik itu benda fisik maupun nonfisik bisa berbeda-beda.
3) Perbedaan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda alam melihat atau mengerjakan sesuatu. Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antarkelompok atau antara kelompok dan individu.
4) Perubahan-Perubahan
Nilai yang Cepat
Perundang-undangan atau
peraturan yang sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat biasanya dilakukan
melalui berbagai kajian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya masyarakat
tidak kaget dengan perubahan yang tiba-tiba terjadi.
Sebagai contoh,
peraturan merokok di tempat umum. Pemerintah tidak langsung memberlakukannya di
seluruh masyarakat Indonesia, tetapi di beberapa tempat yang terbatas terlebih
dahulu, lalu perlahan-lahan terus meluas dalam rangka memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memahami peraturan tersebut.
Perubahan adalah sesuatu
yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung cepat atau bahkan
mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai
kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma
dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.
c. Akibat-akibat Konflik Sosial
Berikut ini merupakan
akibat terjadinya konflik sosial.
1) Meningkatnya
Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa
pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan suku, agama,
organisasi politik, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan Inggris
(Sekutu). Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan
solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang
sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Retaknya Hubungan
Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi
antarindividu atau antarkelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan.
Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen. Kalian mungkin
pernah konflik dengan temanmu, yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak
terjalin hubungan yang baik. Namun, karena kemudian saling menyadari kesalahan,
kalian berdua akhirnya saling memaafkan.
3) Terjadinya
Perubahan Kepribadian para Individu
Perubahan kepribadian
dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua belah pihak
dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran
yang diyakini.
4) Rusaknya Harta
Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung
pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia. Sebagai
contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.
5) Terjadinya
Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak
yang Terlibat dalam
Pertikaian.
d. Cara Menangani Konflik
Bagaimana sikap individu
atau kelompok sosial atas terjadinya konflik? Terdapat 5 (lima) cara yang
biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.
1) Menghindar
Kadang orang merasa
tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau kelompok lain. Hal
ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi
konflik. Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya
dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik
ataupun orang yang bertentangan dengannya.
2) Memaksakan Kehendak
Terdapat individu atau
kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling benar. Oleh karena
itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.
Karena itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan
menerima penyelesaian yang diinginkan.
Tujuan pribadinya
dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu
penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain. Ia tidak peduli
apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa
konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak harus menang.
3) Menyesuaikan Kepada
Keinginan Orang Lain
Terdapat individu yang
ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari
demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan
jika merusak hubungan baik. Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang
akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.
Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
4) Tawar Menawar
Dalam proses
tawar-menawar, individu akan mengorbankan Sebagian tujuannya dan meminta lawan
konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5) Kolaborasi
Kolaborasi memandang
konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah
cara-cara untuk mencari cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Ia
berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu
masalah dan mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.
2. Integrasi Sosial
Faktor-faktor Terbentuknya Integrasi
Integrasi sosial adalah
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi
satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis,
agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.
Menurut Baton, integrasi
adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,
tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut. William F.
Ogburn dan Meyer Nimkoff memberi syarat terjadinya integrasi sosial, yaitu
sebagai berikut:
- Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan mereka.
- Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma.
- Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Faktor yang memengaruhi
cepat atau lambatnya proses integrasi:
-
Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah
integrasi sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
-
Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat
lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota.
-
Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat
datang dan pergi, semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4.
Efektifitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat
pula integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk integrasi
sosial:
- . Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia
dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
- Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat
adanya fungsifungsi tertentu dalam masyrakat. Sebagai contoh, Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
- Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/ mencerna integrasi.
- Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiaptiap kebudayaan.
- Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
Faktor-faktor pendorong
integrasi sosial:
- Adanya tolerasnsi
terhadap kebudayaan yang berbeda.
- Kesempatan yang seimbang
dalam bidang ekonomi.
- Adanya sikap positif
terhadap kebudayaan lain.
- Adanya sikap terbuka
dari golongan yang berkuasa.
- Adanya kesamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan.
- Adanya perkawinan campur
(amalgamasi).
- Adanya musuh bersama
dari luar.