A. Memahami Sifat Jujur
Seseorang
disebut jujur apabila berkata apa adanya dan sesuai kenyataan. Kejujuran sangat
diperlukan dalam menjalani semua aktivitas kehidupan, karena kejujuran itulah
kehidupan kita akan bahagia dan tenteram. Seorang Siswa belajar dan
menyelesaikan ulangan dengan jujur. Pedagang menjajakan dan menakar barang
dagangannya dengan jujur. Pejabat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan jujur. Seorang wasit memimpin pertandingan olahraga dengan adil dan
jujur. Seorang saksi menjawab pertanyaan hakim dan jaksa dengan jujur. Jika
setiap orang memiliki sifat jujur semacam ini maka kehidupan akan berjalan
harmonis dan mendapat keberkahan dari Allah Swt.
Jika
kecurangan dan dusta merajalela maka akan terjadi kehancuran dan malapetaka.
Bayangkan jika penduduk suatu negeri dihuni oleh mayoritas pendusta dan
pembohong. Mereka saling memtnah, menjatuhkan, dan mencurangi satu sama lain.
Akhirnya mereka saling curiga dan terjadi krisis kepercayaan. Jika sudah
demikian, maka kehidupan manusia akan terasa rumit, sulit dan permasalahan
menjadi tak berujung. Jika sudah demikian maka murka Allah Swt. akan segera
menimpa mereka.
Wahai
generasi muda Islam yang cerdas, kita harus membiasakan diri dengan sikap jujur
dan menjauhi dusta. Bagaimana cara menanamkan kejujuran dalam diri kita?
Caranya adalah dengan melatih diri terus menerus berkata benar sesuai
kenyataan. Sikap terpuji tidak muncul dengan sendirinya, tetapi butuh latihan
dan pembiasaan. Oleh karena itu, cara paling efektif menanamkan kejujuran
adalah dengan berlatih jujur terus-menerus. Latihan ini harus dilakukan kapan
saja dan di mana saja. Jika kita sudah terlatih dan terbiasa jujur, maka sifat
jujur ini akan melekat dalam diri kita. Lalu kapan kita bisa mulai berlatih
jujur? Jawabannya adalah sekarang. Jangan ditunda-tunda, mari mulai dari diri
kita sendiri dan mulai dari sekarang untuk berkata jujur.
Idealnya,
sikap jujur harus dilatih dan dibiasakan sejak usia dini, sebab pada usia dini
seorang anak akan sangat mudah dididik dan dilatih. Orangtua memiliki peran dan
tanggung jawab dalam mendidik anakanaknya untuk bersikap jujur. Orangtua harus
menjadi teladan bagi anakanaknya dalam menerapkan kejujuran. Kejujuran seorang
guru juga akan menginspirasi dan dicontoh oleh murid-muridnya. Demikian pula
dengan kalian, kejujuran yang kalian lakukan akan dilihat dan dicontoh oleh
adikadik kalian.
B. Memahami Dalil Naqli Sifat Jujur
Sudahkah kalian membiasakan diri
bersikap jujur? Kalian adalah calon pemimpin bangsa di masa depan. Bangsa kita
membutuhkan seorang pemimpin yang berakhlak mulia, adil, dan jujur. Seorang
pemimpin harus menjadi teladan bagi rakyatnya. Oleh karena itu kalian harus
berlatih dan membiasakan bersikap jujur mulai sekarang. Perhatikan Q.S. AlImran ayat 77 berikut ini:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih”. (Q.S. Al Imran ayat 77)
Ayat di atas menegaskan bahwa
orang-orang yang ingkar janji dan melanggar sumpah akan mendapat azab yang
pedih dari-Nya. Allah tidak akan menyapa dan memperhatikan mereka pada hari
kiamat. Setiap janji harus dilaksanakan karena janji adalah hutang. Jika hutang
tidak ditunaikan di dunia ini maka akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat
kelak. Seorang mukmin akan senantiasa menepati janji dan tidak mudah
mengucapkan sumpah.
Sumpah itu diperbolehkan, namun
hendaknya dilakukan jika dalam keadaan yang memaksa dan darurat. Dalam keadaan
normal kita tidak perlu bersumpah. Semakin sering kita bersumpah di hadapan
orang lain maka akan mengurangi wibawa kita sendiri. Orang beriman memiliki sifat
jujur dan dapat dipercaya. Tidak harus bersumpah pun ucapan orang beriman
semestinya juga dapat dipercaya. Jika kepercayaan orang terhadap kita mulai
menipis itu artinya iman kita mulai luntur.
Mari kita menjauhi perkataan dusta dan
membudayakan kejujuran.Kedustaan akan mengantarkan pada kejahatan dan kejahatan itu akan menggiring
ke neraka. Satu kali seseorang berkata dusta maka ia akan berusaha menutupi
kebohongannya itu dengan kebohongan lain. Ibarat pepatah, “sepandai-pandai
menutupi bangkai, baunya tetap tercium juga” artinya sepandai apapun seseorang
menutupi kebohongannya suatu saat pasti akan ketahuan. Kebohongan akan
merugikan diri sendiri dan menyengsarakan orang lain. Sebagai sebuah contoh,
seorang saksi berkata dusta di pengadilan. Hal ini akan menyebabkan proses
hukum menjadi kacau dan sesat. Hakim akan sulit memutuskan perkara dengan adil
bahkan putusan perkara bisa menyesatkan. Oleh karenanya, Islam menggolongkan
perbuatan bersaksi palsu termasuk salah satu dosa besar.
Allah Swt. memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertakwa dan berkata benar. Perhatikan Q.S. Al Ahzab ayat 70 berikut ini:
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”. ( QS Al
Ahzab ayat 70).
Dalam Q.S Al Ahzab ayat 70 tersebut Allah Swt. memerintahkan orangorang beriman untuk bertakwa dan berkata benar. Ukuran kemuliaan seseorang bukan dilihat dari harta dan jabatannya, melainkan dari kualitas takwanya kepada Allah Swt. Orang yang bertakwa akan bersungguhsungguh menjalankan semua perintah Allah Swt. dan menjauhi semua larangan-Nya. Takwa juga mengandung makna takut kepada Allah Swt. Takut di sini artinya takut berbuat salah dan dosa. Wahai anak saleh, mari kita tingkatkan iman kepada Allah Swt. serta menyempurnakannya dengan bertakwa kepada-Nya. Orang yang bertakwa akan selalu berkata jujur. Kejujuran ini merupakan salah satu modal untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
C. Contoh Sikap Jujur dan Manfaatnya
Tahukah kalian apa manfaat yang bisa diperoleh dari sikap jujur? Berikut ini manfaat bersikap jujur.
- Jujur akan melahirkan ketenangan. Orang jujur akan tenang dan percaya diri karena tidak ada ketakutan sedikit pun. Sebaliknya, seorang pembohong akan gelisah dan takut kebohongannya terbongkar.
- Orang jujur akan dicintai oleh manusia. Sudah menjadi tabiat dasar bahwa setiap manusia menyukai kejujuran. Tanpa memandang suku, agama, dan ras, orang yang jujur pasti disukai semua manusia.
- Jujur
akan mendatangkan keberkahan dari Allah Swt. Setiap rejeki yang didapatkan
dengan jujur, akan mendapat berkah dari Allah Swt.
Silahkan uraikan kesimpulan hasil Rangkuman Materi ini pada form berikut :