Damaikan Negeri dengan Toleransi | Bab 8

Damaikan Negeri dengan Toleransi | Bab 8

Author:
Price:

Read more

 



Assalamualaikum ... silahkan catat materi berikut dan kemudian praktekan bacaan QS. Al Hujurat ayat 13, kirim berupa video atau voice call

يايها الناس انا خلقنكم من ذكر وانثى وجعلنكم شعوبا وقباىل لتعارفوا ان اكرمكم عند الله اتقىكم ان الله عليم خبير - 13


Artinya:

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.


Sebelum ke materi Pembelajaran silahkan Absen terlebih dahulu:





Untuk lebih jelas silahkan simak video penjelasan dalil naqli tentang Toleransi :

   

     A.  Pengertian Toleransi

Toleransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh. Secara bahasa toleransi berarti tenggang rasa. Secara istilah, toleransi adalah menghargai dan menghormati perbedaan antarsesama manusia. Allah SWT. menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut bisa menjadi kekuatan jika dipandang positif. Malah, bisa jadi penyebab konflik jika dipandang negatif.

Jika kita memperhatikan salah satu unsur bangunan, misalnya tembok, maka tembok itu terdiri dari beberapa bagian: batu bata, besi, semen, dan pasir. Jika masing-masing bagian itu berdiri sendiri tanpa ada persatuan dan keterkaitan maka tidak akan mempunyai kekuatan. Setelah bagianbagian itu dipersatukan, bersatu dengan udara, dan tersusun rapi, maka ia menjadi satu bangunan yang kokoh. Ini semua menggambarkan bahwa perbedaan merupakan sumber kekuatan bersatu dan bekerja sama. Oleh karena itu Islam mengajarkan untuk menghargai dan menghormati menghormati.

Apabila umat Islam tidak bersatu, maka kekuatan Islam akan lemah dan mudah goyah. Hal ini akan semakin parah jika umat Islam tidak toleran, saling bermusuhan, dan saling bertengkar. Toleransi dalam Islam mencakup dua hal yaitu toleransi antarsesama muslim dan toleransi kepada nonmuslim. Toleransi antarsesama muslim berarti menghargai dan menghormati yang ada dalam ajaran agama Islam. Misalnya, pendapat mengenai jumlah rakaat salat tarawih. Sebagian umat Islam melaksanakan salat tarawih delapan rakaat ditambah tiga rakaat salat witir, sebagian yang lain melaksanakan dua puluh rakaat ditambah tiga rakaat salat witir. Kedua pendapat ini harus mencari dan dihormati karena masing-masing memiliki dasar masing-masing.

Perbedaan-perbedaan dalam tubuh agama Islam masih bisa ditoleransi dalam masalah furu'iyah (cabang), seperti jumlah rakaat tarawih, doa qunut, dan lain-lain. Namun, kita tidak boleh toleransi dalam hal aqidah dengan agama lain.

Kesadaran dalam masalah ushul (pokok) dalam Islam, misalnya kitab suci al-Qur'ān, kiblat, dan Nabi. Ada orang mengaku Islam, tetapi kiblat salatnya bukan di Ka'bah, kitab sucinya bukan Al Qur'an , nabinya bukan Muhammad saw. Maka kita harus menolak keras seperti ini, namun tidak menolak anarkis atau menghakimi sendiri dengan tindakan kekerasan.

Adapun yang dimaksud toleransi kepada nonmuslim yaitu menghargai dan menghormati pemeluk agama lain untuk sesuai agama dan keyakinannya masing-masing. Rasulullah melihat. Telah mencontohkan toleransi antarumat beragama, baik ketika beliau di Mekah maupun di Madinah. Suatu ketika orang-orang kafir Mekah menawarkan toleransi kepada Rasulullah saw. Simaklah kisah berikut ini.


Dari kisah di atas kita dapat memahami bahwa toleransi hanya terbatas pada masalah-masalah keduniaan saja, tidak boleh ada toleransi dalam bidang akidah dan ibadah.


  B. Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari   

Toleransi merupakan salah satu akhlak mulia (akhlakul karimah) yang harus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi sikap menghargai perbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan sejahtera. Oleh karena itu kita harus menerapkan toleransi dalam kehidupan seharihari baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Dalam

kehidupan sehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan sikap-sikap sebagai berikut.

a) Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.

b) Menghargai dan menghormati penghargaan hari besar keagamaan umat.

c) Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.

d) Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing.

e) memberikan kesempatan untuk melaksana-kan nonmuslim.

f) Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang berjalan.

g) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

h) Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.

i) Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.

Lebih dari itu sikap toleransi kepada sesama muslim harus lebih diperkokoh. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah saw. dan umat Islam saat berada di Madinah. Hubungan persaudaraan antara Muhajirin (kaum muslimin dari Mekah) dan Ansar (kaum muslimin Madinah) terjalin sangat erat. Kehidupan kedua golongan itu setiap hari diliputi oleh suasana saling pengertian, saling membantu dan saling bekerja sama.

Apabila seorang dari Ansar memiliki rumah, maka rumah itu digunakan bersama dengan Muhajirin. Jika Muhajirin memiliki makanan dan minuman, maka makanan dan minuman itu dibagi dengan Ansar. Dengan persaudaraan dan toleransi yang tinggi seperti ini maka umat Islam yang memiliki hubungan yang kokoh. Rasulullah melihat. mengibaratkan umat Islam sebagai satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka anggota tubuh lain juga ikut merasakan sakit. Demikian pula dengan umat Islam, jika ada salah seorang anggota masyarakat muslim mengalami kesulitan

maka warga yang ditempatkanlah membantunya.

Kepada umat agama lain, Islam juga mengajarkan untuk toleransi. Dalam Islam tidak ada ajaran huni atau memusuhi umat agama lain. Islam membantu umatnya untuk hidup berdampingan dalam suasana damai, rukun, dan saling. Rasulullah melihat. dan umat Islam sudah mencontohkan toleransi antarumat beragama pada waktu berada di Madinah. Umat ​​Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi kebebasan dan dijamin hak-haknya untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing.

Namun perlu diingat bahwa toleransi kepada golongan nonmuslim hanya terbatas pada masalah-masalah duniawi, seperti kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan keduniaan. Adapun yang berkaitan dengan masalah aqidah dan ibadah harus sesuai dengan agamanya masing-masing.


  C. Toleransi dan Kedamaian Negeri

Toleransi antarumat beragama di Indonesia sudah berjalan baik dan perlu terus dijaga. Penduduk Indonesia sudah terbiasa dengan perbedaan agama dan keyakinan diantara mereka. Meski harus masih aktif ada kasus-kasus kecil salah paham diantara warga negara. Namun kehidupan beragama di Indonesia mencerminkan toleransi yang tinggi.

Semua agama dan sesama warga negara. Tidak ada agama yang bebas pemeluknya untuk saling bermusuhan dan saling menghina umat agama lain. Demikian pula dengan Islam, ajaran Islam penuh dengan pesan-pesan damai dan saling menghargai. Kita dan menghormati agama dan agama di antara sesama warga negara.

Apabila ada kekerasan yang mengatasnamakan agama, maka kita harus menolaknya. Islam tidak pernah mengajar untuk dokumentasi aniaya dan kerusakan. Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi harus dilaksanakan dengan santun, menarik, dan bijaksana. Dakwah seperti inilah yang telah dicontohkan Rasulullah saw. Kunci dakwah beliau adalah berakhlak mulia kepada semua orang.

Dakwah kepada orang yang bukan Islam juga harus dengan cara damai. Diceritakan dalam sebuah kisah bahwa salah seorang sahabat Ansar mempunyai dua orang anak yang beragama Nasrani. Sahabat tersebut datang kepada Nabi Muhammad saw. Apakah apakah boleh masuk kedua anaknya untuk masuk Islam? Rasulullah melihat. menjawab dengan mengutip ayat Al Qur'an bahwa tidak ada paksaan dalam beragama, nyata menemukan antara yang haq dan batil.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia telah menempatkan diri sebagai contoh bagi bangsa-bangsa lain tentang toleransi beragama. Undang-Undang Dasar 1945 menjamin hak setiap warga negara untuk melaksanakan sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Di samping hak beragama, kita juga punya kewajiban untuk menghargai dan menghormati umat agama lain.

Setelah Siswa merangkum, silahkan buku catatan materi ini foto dan unggah di bawah ini:


Jika siswa kesulitan upload di menu di atas, silahkan kirim catatan lewat email. Kirim ke  ruangbelajar@smpn1pskn.sch.id



Bagi siswa yang sudah mengupload tugas, bisa dilihat di bawah ini:

0 Reviews