Shalat Sunnah Munfarid | PAI BP Kelas 8

Shalat Sunnah Munfarid | PAI BP Kelas 8

Author:
Price:

Read more

 



PAHAMI DAN RANGKUM DI BUKU CATATAN KALIAN

  • B.-Heading 2 

  • A. Shalat Sunnah Munfarid

    Shalat sunnah munfarid adalah shalat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun śhalat sunnah yang dilaksanakan secara munfarid adalah:

    a. Shalat Rawātib

    b. Shalat Tahiyyatul Masjid

    c. Shalat Istikhārah


    a. Shalat Sunnah Rawatib

    Rawātib berasal dari kata rātibah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian śalat sunnah rawātib adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat far«u, baik sebelum maupun sesudahnya.

    Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu : Shalat rawātib muakkadah dan śalat rawātib gairu Mu'akkad.

    1) Shalat rawātib muakadah (śalat rawātib yang sangat dianjurkan.

    Adapun yang merupakan śalat rawātib muakkadah yaitu :

    • Dua rakaat sebelum śalat zuhur
    • Dua rakaat sesudah śalat zuhur
    • Dua rakaat sesudah śalat Magrib
    • Dua rakaat sesudah śalat Isya
    • Dua rakaat sebelum śalat Subuh.

    2) Shalat rawātib gairu muakkadah (śalat rawātib yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan. Adapun yang merupakan śhalat sunnah rawātib gairu muakkadah yaitu :

    • Dua rakaat sebelum zuhur (selain dua rakaat yang muakkadah)
    • Dua rakaat sesudah zuhur (selain dua rakaat yang muakkadah)
    • Empat rakaat sebelum Asar
    • Dua rakaat sebelum Magrib.

     

    Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, śalat rawātib ini terbagi menjadi dua yaitu :

    1. qabliyyah (dikerjakan sebelum śalat far«u), dan

    2. ba’diyyah (dikerjakan setelah śalat far«u).

    Adapun tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātib sebagai berikut:

                  1.      Niat menurut waktunya.

                  2.      Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah.

                  3.      Shalat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarid (sendirian).

                  4.      Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat.

      5. Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat melaksanakan śalat zuhur dan śalat Asar.

      6. Shalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring.

     7. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat fardu tetapi tetap menghadap kiblat.

    Contoh tata cara melaksanakan śalat rawātib qabliyyah zuhur :

    1. Berniat śalat rawātib qabliyyah zuhur

    Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :

    Artinya : “Saya berniat śalat qabliyyah Zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

    2. Takbirātul ihrām

    3. Shalat dua rakaat seperti tata cara shalat pada umumnya.

    4. Salam.

    b. Shalat Tahiyyatul Masjid

    Shalat tahiyyatul masjid, adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Shalat ini disunnahkan bagi setiap muslim Ketika memasuki masjid. shalat sunnah ini, merupakan rangkaian adab memasuki masjid. Pada saat kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untuk mendahulukan kaki kanan seraya berdoa :

    Artinya : “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”.

    Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan śalat sunnah dua rakaat. Adapun tata caranya sebagai berikut :

    1). Berniat śalat tahiyyatul masjid. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlasdi dalam hati.   niatnya kalau diucapkan sebagai berikut :

    Artinya : “Saya berniat śalat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu Akbar.”

    2). Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa iftitāh, surah al-fātihah, dan seterusnya sampai salam.

    Cukup mudah, bukan􀍍 Saatnya kalian untuk berlatih mengamalkan ibadah-ibadah sunnah. Shalat tahiyyatul masjid ini merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang tidak sulit untuk dilaksanakan.

    c. Shalat Istikhārah

    Shalat istikhārah adalah, śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. Dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Shalat istikharah sebenarnya hampir sama dengan śalat hajat. Bedanya, kalau śalat istikharah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan śalat hajat, tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya. waktu yang terbaik dalam melaksanakan śalat istikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu śalat tahajjud. Shalat istikhārah dikerjakan sebagaimana śalat biasa dan setelah selesai śalat dilanjutkan dengan membaca doa istikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.

    Shalat istikhārah hukumnya adalah sunnah muakkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan. Adapun tata cara melaksanakan śalat istikhārah sebagai berikut :

    1) Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwudhu.

    2) Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Adapun bunyi niatnya jika diucapkan sebagai berikut:

    Artinya : “ Saya berniat śalat sunnah istikhārah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

    3) Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-fātihah kemudian membaca surah alKāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.

    4) Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali. Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah

    yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :

    Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kepastian dengan kudrat- Mu. Aku memohon keutamaan-Mu yang agung, Bahwasannya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa......., jika itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkatilah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jika urusan ini buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah aku darinya, kemudian tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja aku berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, kemudian Engkau meridainya.”

    A.  Śhalat Sunnah Berjamaah atau Munfarid

    Beberapa śalat sunnah berikut ini boleh dilaksanakan secara berjema’ah atau secara munfarid. Adapun shalat sunnah yang dimaksud adalah :

    a. Shalat Tarāwih

    Shalat tarāwih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan śalat tarāwih adalah sunnah mu’akkadah. Shalat tarāwih dilaksanakan setelah Shalat Isya􀍛 sampai waktu fajar. Shalat tarāwih dapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.

    Ketika hendak melaksanakan śalat tarawih diawali dengan niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :

     

    Artinya : “Saya berniat śalat tarāwih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

    b. Shalat Witir

    Shalat witir adalah, śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat. Hukum melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu śalat witir adalah sesudah śalat Isya sampai menjelang fajar śalat Subuh.

    Ketika hendak melaksanakan śalat witir, maka mulailah dengan niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niat untuk yang dua rakaat adalah :

     

    Artinya : “Saya berniat śalat witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.” Jika diucapkan bunyi niat untuk yang satu rakaat adalah :

    Artinya : “Saya berniat śalat satu rakaat witir karena Allah Ta’ala.”

    c. Shalat Duhā

    shalat sunnah duhā atau yang sering disebut dengan śalat awwābin duhā adalah śalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang śalat zuhur.

    Kita dapat melaksanakan śalat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Tata cara pelaksanaannya tidaklah sulit, sama dengan cara melaksanakan śalat pada umumnya. Jika kalian hendak melaksanakan, mulailah dengan niat yang tulus di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya

    adalah :

    Artinya : “Saya berniat śalat duhā dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

    d. Shlat Tahajjud

    Shalat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. shalat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (shalat malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt. Melalui firman-Nya sebagai berikut:

    Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah śalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”(QS. al-Isra’/17:79).

    Tata cara melaksanakan śalat tahajjud tidak jauh berbeda dengan śalat sunnah yang lain, yaitu :

    1. Dilaksanakan pada waktu setelah śalat Isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu Subuh) dan setelah tidur.
    2. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.
    3. Dilaksanakan sendirian (munfarid) atau berjemaah.
    4. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal.

    Jika kita melaksanakan śalat tahajjud, banyak manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil. Keutamaan-keutamaan śalat tahajjud adalah:

    1.  Dapat membentuk karakter􀍬kepribadian orang saleh.
    2.  Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai       kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
    3.  Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa.
    4.  Dapat menghapuskan atau menghilangkan dari segala penyakit hati iri, dendam, tamak, dan lain sebagainya.
    5. 5.   Mengobati diri dari penyakit jasmani.

    Ketika hendak melaksanakan śalat tahajjud diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :

    Artinya : “Saya berniat śalat tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

     

    e. Shalat Tasbih

    Shalat sunnah tasbih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Shalat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat. Hal ini pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw sebagaimana tertuang dalam hadis berikut :

    Artinya: “Dari Anas bin Malik bahwasannya Ummu Sulaim berpagipagi menemui Nabi saw. seraya berkata, ajarilah saya beberapa kalimat yang saya ucapkan di dalam shalatku, maka beliau bersabda: Bertakbirlah kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali dan bertahmidlah (mengucapkan al hamdulillah) sepuluh kali, kemudian memohonlah (kepada Allah) apa yang kamu kehendaki, niscaya Dia akan menjawab: ya, ya, (Aku kabulkan permintaanmu).” (H.R. At-Tirmizi)


    Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan śalat tasbih ini terdiri dari dua macam cara, yaitu :

    • Jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam.
    • Jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam.

    Dalam praktik pelaksanaannya śalat sunnah ini memerlukan waktu yang relatif lama, oleh karenanya śalat tasbih dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Jika mampu melaksanakannya setiap hari, laksanakanlah dalam setiap harinya. Jika tidak mampu melaksanakannya dalam setiap harinya, laksanakan setiap hari jumat. 􀀺ika tidak mampu melaksanakan setiap hari Jumat, laksanakan setiap sebulan sekali, setahun sekali, atau minimal seumur hidup sekali. Ketika hendak melaksanakan śalat tasbih pada malam hari diawali dengan niat śalat tasbih dua rakaat, lalu dua rakaat lagi. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :

    Artinya : “Saya berniat śalat tasbih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

    Jika dikerjakan pada siang hari maka langsung empat rakaat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :

    Artinya : “Saya berniat shalat tasbih empat rakaat karena Allah ta’ala” Pada rakaat pertama urutan śalat tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya sebagai berikut :

    1.   Setelah membaca surah al-fatihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali,

    2.   Ketika ruku􀍛 􀍾setelah membaca do'a ruku􀍛􀍿 membaca tasbih 10 kali.

    3.   Ketika bangun dari ruku􀍛 􀍾setelah membaca do􀍛anya􀍿 membaca tasbih 10 kali.

    4.   Ketika sujud pertama 􀍾setelah membaca do􀍛a sujud􀍿 membaca tasbih 10 kali.

    5.   Ketika duduk di antara dua sujud 􀍾setelah membaca do􀍛anya􀍿 membaca tasbih 10 kali.

    6.   Ketika sujud kedua 􀍾setelah membaca do'anya􀍿 membaca tasbih 10 kali.

    7.   Ketika akan berdiri untuk rakaat yang kedua duduk dulu (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali, Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.

     

    Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat adalah 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam śalat tasbih adalah, 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.

    f. Hikmah Shalat Sunnah

    Hikmah melaksanakan śalat sunnah sebagai berikut:

    a. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt.

    b.     Menambah kesempurnaan śalat fardu.

    Melaksanakan śalat sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakan śalat fardu, baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan śalat fardu.

     

    c. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridaan Allah Swt. Serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt. Allah Swt. akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya, setahap demi setahap. Setiap satu kali melaksanakan śalat sunnah, maka Allah Swt. Akan menghapus satu dari dosa-dosa dan kesalahan kita. Ini merupakan bentuk rida dan cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya yang selalu mengupayakan untuk dapat melaksanakan śalat-śalat sunnah.

    d.  Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari. Allah Swt. akan mengaruniakan kebaikan dan keberkahan dalam rumah kita. Setiap saat kita bisa bernafas, bisa melihat, bisa mendengar, dan masih dapat merasakan kesemuanya itu adalah anugerah besar yang kita harus syukuri dengan śalat sunnah.

    e. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk śalat sunnah. śalat yang dianjurkan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid. Sedangkan śalat sunnah yang pelaksanakannya secara munfar􀅣d 􀍾sendiri􀍿 sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.

    f.       Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram. Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat adalah dengan ketakwaan. Sedangkan aspek terpenting dalam mewujudkan takwa adalah dengan śalat, terutama śalat sunnah sebagai ibadah tambahan.

    0 Reviews