Shalat Sunnah Gerhana Matahari, Gerhana Bulan dan Istisqa

Shalat Sunnah Gerhana Matahari, Gerhana Bulan dan Istisqa

Author:
Price:

Read more

 



PAHAMI DAN RANGKUM DI BUKU CATATAN KALIAN       

DASAR HUKUM SHALAT GERHANA

Mayoritas ulama menyatakan bahwa hukum menjalankan shalat gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah sunah muakkadah.

 وَصَلَاةُ كُسُوفِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ بِالْاِجْمَاعِ لَكِنْ قَالَ مَالِكٌ وَأَبُو حَنِيَفَةَ يُصَلِّى لِخُسُوفِ الْقَمَرِ فُرَادَى وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ كَسَائِرِ النَّوَافِلِ

Artinya: Menurut kesepakatan para ulama (ijma`) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunah muakkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya. (lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Kairo, Darul Hadits, 1431 H/2010 M, juz VI, halaman 106).

Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT dan salah satu hadits Nabi SAW bahwa Allah Taala berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya. (QS Fushilat [41]: 37).

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا

Artinya: Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian. (HR Bukhari-Muslim).


A.    Śalat Sunnah Gerhana Matahari

Salat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan Ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. waktu pelaksanaan śalat kusūf adalah, mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperti semula. Ke ka gerhana sudah mulai terjadi, jemaah berkumpul di masjid. Salah satu dari jemaah tersebut menjadi muazin untuk menyerukan panggilan Salat. salat gerhana ini dilaksanakan dengan berjemaah dan dipimpin oleh seorang imam.

Apa bedanya Shalat Sunnah Gerhana dengan Shalat fardhu ?

Hal yang membedakan salat kusuf dibanding śalat pada umumnya adalah dalam śalat kusūf se ap rakaat terdapat dua kali membaca surah al- Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat salat kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fa hah, empat kali rukuk, dan empat kali sujud. Adapun tata cara pelaksanaan shalat gerhana matahari secara rinci sebagai berikut :

1.   Berniat untuk śalat kusūf (śalat gerhana matahari). niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bacaan niatnya ta’ala:

 

Artinya : “saya berniat śalatgerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala”

2.   Setelah takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah, kemudian membaca surah al fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang.

3. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak-banyaknya.63

4.   Iktidal dengan mengucapkan (Sami’allāhu liman hamidah) tangan kembali bersedekap di dada.

5.   Membaca surah al-fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al- Qur’ān yang lain.

6.   Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya.

7.   Iktidal dengan mengucapkan (Sami’allāhu liman hamidah).

8.   Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan disbanding dengan śalat pada umumnya.

9.   Duduk di antara dua sujud seperti biasa.

10.      Sujud yang kedua agak dipanjangkan.

11.      Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.

12.      Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak istigfar dan tasbih memohon ampunan kepada Allah Swt.

13.      Setelah selesai śalat, imam atau khatib berdiri menyampaikan khutbah dengan pesan yang intinya gerhana adalah salah satu kejadian yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt. Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga makhluk Allah Swt yang memiliki kekurangan dan kelemahan.

 

      B.     Shalatd Gerhana Khusuf (Bulan)

Shalat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Sedangkan waktu śalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali.

Adapun tata cara peksanaannya, hampir sama dengan pelaksanaan śalat gerhana matahari, yang membedakan adalah bunyi niatnya. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :

Artinya :“Saya berniat śalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta’ala,”


     C.     Shalat Sunnah istisqa (Mohon hujan)

Shalat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan.

Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah, sikap manusia yang tak mau peduli dan tidak ramah pada lingkungan, padahal air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kurangnya sumber air dan curah hujan dapat mengakibatkan masalah yang serius dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam dengan rajin menanam pohon, merawatnya, dan menghemat penggunaan air. Pelaksanaan śalat istisqā pada saat terjadi kekeringan sangatlah tepat. Ajaran ini dapat menjadikan manusia agar melakukan introspeksi diri.

Sebelum dilaksanakannya śalat istisqā, diharapkan untuk berpuasa selama empat hari berturut-turut. Selanjutnya bertaubat kepada Allah Swt. dari segala kesalahan dan dosa, serta menghentikan segala bentuk perbuatan maksiat, serakah, dan merusak lingkungan. Pada hari keempat semua anggota masyarakat muslim pergi ke tanah lapang yang akan dipakai untuk melaksanakan śalat istisqā. Mereka dianjurkan berpakaian sederhana serta disunnahkan membawa binatang peliharaan ke tanah lapang tersebut. Di sepanjang jalan masyarakat dianjurkan juga untuk banyak beristigfar. Sesampai ke tanah lapang sambil menunggu pelaksanaan śalat dianjurkan untuk berzikir kepada Allah Swt.

Niat Shalat istisqa :

أُصَلِّى سُنَّةَ الْاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالٰى

Adapun tata cara melaksanakan Shalat istisqā sebagai berikut:

1.   Setelah semua bersiap untuk śalat, muadzin tidak perlu mengumandangkan azān dan iqāmah, cukup dengan seruan:

Artinya : “Mari śalat berjemaah”

2.   shalat sunnah dilaksanakan seperti śalat sunnah yang lainnya. Setelah membaca surah al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang.

3.   Setelah salam, khatib membaca dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca istigfar sembilan kali dan yang kedua dimul ai dengan membaca istigfar tujuh kali.


Setelah Selesai merangkum silahkan berikan kesimpulan materi ini pada form berikut :


Jika siswa telah mebeerikan kesimpulan materi Shaat sunnah Gerhana matahari dan Bulan serta shalat sunnah Istisqa maka secara otomatis nama siswa akan masuk ke daftar berikut :

0 Reviews