وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا
Salat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan Ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. waktu pelaksanaan śalat kusūf adalah, mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperti semula. Ke ka gerhana sudah mulai terjadi, jemaah berkumpul di masjid. Salah satu dari jemaah tersebut menjadi muazin untuk menyerukan panggilan Salat. salat gerhana ini dilaksanakan dengan berjemaah dan dipimpin oleh seorang imam.
Apa bedanya Shalat Sunnah Gerhana dengan Shalat fardhu ?
Hal yang membedakan salat kusuf dibanding śalat pada umumnya adalah
dalam śalat
kusūf se ap rakaat terdapat dua kali membaca surah
al- Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat salat kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fa hah, empat kali rukuk, dan
empat kali sujud. Adapun tata cara pelaksanaan shalat gerhana matahari secara
rinci sebagai berikut :
1. Berniat untuk śalat kusūf (śalat gerhana matahari). niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bacaan niatnya ta’ala:
Artinya : “saya berniat śalatgerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala”
2. Setelah takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah, kemudian membaca surah al fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang.
3. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak-banyaknya.63
4. Iktidal dengan mengucapkan (Sami’allāhu liman hamidah) tangan kembali bersedekap di dada.
5. Membaca surah al-fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al- Qur’ān yang lain.
6. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya.
7. Iktidal dengan mengucapkan (Sami’allāhu liman hamidah).
8. Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan disbanding dengan
śalat pada umumnya.
9. Duduk di antara dua sujud seperti biasa.
10. Sujud yang kedua agak dipanjangkan.
11. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.
12. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak
istigfar dan tasbih memohon ampunan kepada Allah Swt.
13. Setelah selesai śalat, imam atau khatib berdiri menyampaikan khutbah dengan pesan yang intinya gerhana
adalah salah satu kejadian yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt.
Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga
makhluk Allah Swt yang memiliki kekurangan dan kelemahan.
B.
Shalatd Gerhana Khusuf
(Bulan)
Shalat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Hukum
melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Sedangkan waktu śalat gerhana bulan mulai terjadinya
gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali.
Adapun tata cara peksanaannya, hampir sama dengan pelaksanaan śalat gerhana matahari, yang membedakan adalah bunyi niatnya. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. jika
diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
Artinya :“Saya berniat śalat
gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta’ala,”
C.
Shalat Sunnah istisqa (Mohon
hujan)
Shalat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan.
Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah, sikap manusia yang tak mau peduli dan tidak ramah pada lingkungan, padahal air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kurangnya sumber air dan curah hujan dapat mengakibatkan masalah yang serius dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam dengan rajin menanam pohon, merawatnya, dan menghemat penggunaan air. Pelaksanaan śalat istisqā pada saat terjadi kekeringan sangatlah tepat. Ajaran ini dapat menjadikan manusia agar melakukan introspeksi diri.
Sebelum dilaksanakannya śalat istisqā, diharapkan untuk
berpuasa selama empat hari berturut-turut. Selanjutnya bertaubat kepada Allah
Swt. dari segala kesalahan dan dosa, serta menghentikan segala bentuk perbuatan
maksiat, serakah, dan merusak lingkungan. Pada hari keempat semua anggota
masyarakat muslim pergi ke tanah lapang yang akan dipakai untuk melaksanakan śalat istisqā. Mereka dianjurkan berpakaian sederhana serta disunnahkan membawa binatang peliharaan ke tanah lapang tersebut. Di
sepanjang jalan masyarakat dianjurkan juga untuk banyak beristigfar. Sesampai
ke tanah lapang sambil menunggu pelaksanaan śalat dianjurkan untuk
berzikir kepada Allah Swt.
Niat Shalat istisqa :
أُصَلِّى سُنَّةَ الْاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا
/ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالٰى
Adapun tata cara melaksanakan Shalat istisqā sebagai berikut:
1. Setelah semua bersiap untuk śalat, muadzin tidak perlu mengumandangkan
azān dan iqāmah, cukup dengan seruan:
Artinya : “Mari śalat berjemaah”
2. shalat sunnah dilaksanakan seperti śalat sunnah yang lainnya. Setelah membaca surah al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang.
3. Setelah salam, khatib membaca dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca
istigfar sembilan kali dan yang kedua dimul ai dengan membaca istigfar tujuh kali.