Adanya perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia yang pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap tahunnya. Pesawat bukan lagi alat transportasi yang mahal. Setiap orang dapat menikmati layanan karena harganya yang terjangkau, cepat, dan nyaman. Kapal laut selain digunakan sebagai sarana transportasi, juga saat ini digunakan sebagai sarana wisata. Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif perjalanan.
Perubahan penggunaan lahan sebagai sarana transportasi terjadi juga di sekitar bandara. Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai pemukiman atau persawahan dikonversi demi perluasan area bandara. Contohnya, pembangunan Bandara Suvarnabhumi di Thailand yang menggantikan Bandara Don Muang, Bandara Luang Prabang di Laos, Bandara Ninoy Aquino di Filipina, dan lain-lain.
b. Teknologi Komunikasi
Komunikasi merupakan cara manusia saling berhubungan atau berinteraksi. Cara berkomunikasi pertama kali diajarkan oleh ibu kepada anaknya. Bahasa yang diajarkan sang ibu kepada anaknya dinamakan bahasa ibu. Bahasa ibu dapat berupa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa Inggris, atau bahasa lainnya. Ilmu pengetahuan telah berjasa mengubah perkembangan teknologi komunikasi menjadi semakin canggih. Teknologi komunikasi memungkinkan informasi dapat menyebar luas dalam waktu yang singkat.
Berbeda dengan keadaan pada masa lalu ketika komunikasi masih menggunakan surat, yang membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan. Perkembangan teknologi komunikasi sangat menguntungkan karena dapat mengurangi jarak dan waktu. Meskipun demikian, perkembangan teknologi komunikasi dapat juga membawa kerugian, antara lain mengurangi intensitas interaksi secara langsung antarmasyarakat.
Perhatikan gambar berikut ini !
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN sebagai akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dapat dilihat, contohnya dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan.
1) Sosial
a) Bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat.
b) Kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan.
c) Maraknya perdagangan manusia.
d) Kerja sama luar negeri semakin mudah.
2) Ekonomi
a) Bertambahnya pendapatan negara dari pajak dan pendapatan dari sewa tempat tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti perbelanjaan, wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang.
b) Nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing.
c) Barang-barang asing semakin mudah dijangkau.
3) Budaya
a) Terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun tidak.
b) Perubahan sistem nilai dan norma.
c) Terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis.
d) Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.
4) Keamanan
a) Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan.
b) Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat.
c) Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.
3. Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan Ekonomi
Negara-negara anggota ASEAN mulai menerapkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dalam kehidupan internasionalnya. Secara ekonomis, pemberlakukan AFTA akan menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Produsen beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya. Pilihan konsumsi
pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Kerja sama negara-negara ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antarnegara dalam bidang ekonomi. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar negeri.
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen atau pelaku kegiatan produksi suatu negara ASEAN akan dapat dengan mudah dipasarkan ke negara lain dalam lingkup ASEAN. Contoh, Indonesia dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh petani di Thailand dan Myanmar. Produk elektronik Singapura dapat lebih mudah diperoleh oleh masyarakat di negara ASEAN.
Kerja sama ASEAN menjadikan proses distribusi menjadi lebih jauh jangkauannya. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen sampai ke tangan masyarakat (konsumen) melalui distributor. Perkembangan teknologi transportasi dapat memperpendek jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan barang atau jasa sampai ke tangan konsumen. Lautan luas tidak lagi menjadi penghalang untuk mendistribusikan barang dan jasa. Kemudahan distribusi ini sangat menguntungkan pelaku kegiatan ekonomi dan memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Kegiatan distribusi antarnegara dalam bentuk ekspor dan impor yang melibatkan dua negara atau lebih identik dengan pergerakan barang atau jasa antarnegara. Kegiatan ekspor dan impor ini menunjukkan adanya interaksi antarruang negara yang satu dengan negara lainnya. Kegiatan produksi dan distribusi bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Konsumen adalah pengguna barang atau jasa yang telah diproduksi oleh produsen dan didistribusikan oleh distributor. Untuk memahami konsep ekspor dan impor, silahkan cermati artikel berikut ini !
AFTA memungkinkan setiap orang di negara-negara ASEAN untuk dapat mengonsumsi barang-barang produk luar negeri. Kalian diminta melihat produk yang digunakan dalam keseharian, seperti barang elektronik. Negara manakah yang memproduksi barang itu ?
4. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang
Pernahkah kalian mendengar negara Singapura melakukan reklamasi untuk memperluas daratan? Reklamasi adalah alih fungsi lahan pantai menjadi daratan. Reklamasi tersebut disebut salah satu bentuk alih fungsi lahan yang disebut konversi lahan. Biasanya, mengubah area pertanian menjadi area dengan kegunaan lain, misalnya menjadi permukiman atau industri. Konversi lahan menjadi fenomena yang sering dijumpai di negara-negara ASEAN.
Konversi lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota ataupun area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti di dekat pasar. Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi. Hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.