A. zakat fitrah
Apa itu zakat fitrah?
Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan atas diri setiap individu laki-laki maupun perempuan muslim yang berkemampuan sesuai syarat-syarat yang ditetapkan.
Dalil Naqli Perintah menunaikan zakat. Allah Swt berfirman dalam QS At-Tabaubah ayat 103 :
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ
وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ
إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ
Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka, bersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS At-taubah 103).
Berkata Ibnul Atsir: “Zakat fitrah (fitrah) adalah untuk mensucikan badan” (An Nihayah 2:307).
Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqolani menukil kutipannya Abu Nu'aim:
“Disandarkan shodaqoh kepada fithr (berbuka) disebabkan karena wajibnya untuk berbuka dari bulan Ramadhan.”
Adapun pendapatnya Ibnu Qutaibah: “Yang dimaksud zakat Fitrah adalah zakat jiwa, istilah itu di ambil dari kata fitrah yang merupakan asal dari kejadian.”
Pendapat ini dilemahkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dan yang benar adalah pendapat yang pertama. (lihat Fathul Baari 3:367).
Sabda Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat Fithr (fitrah) satu sha’ dari kurma atau satu sha’ dari gandum kepada budak atau yang merdeka, laki-laki atau perempuan anak kecil ataupun dewasa dari kaum muslimin dan Beliau menyuruh untuk dibayar sebelum manusia keluar untuk shalat (‘ied).” (HR. Bukhari Kitab Zakat 3:367 no. 1503 dari hadits Ibnu Umar).
Siapa saja yang berkewajiban membayar zakat fitrah ?
Pada prinsipnya
seperti definisi di atas, setiap muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat
fitrah untuk dirinya, keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya
baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. Berikut adalah syarat
yang menyebabkan individu wajib membayar zakat fitrah:
1.
Individu yang
mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya pada
malam dan pagi hari raya.
2.
Anak yang lahir
sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadan dan hidup selepas terbenam
matahari.
3.
Memeluk Islam
sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadan dan tetap dalam Islamnya.
4.
Seseorang yang
meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadan.
Berapa besar Zakat fitrah yang dikeluarkan ?
Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran
terhadap hadits adalah sebesar satu sha' (1 sha'= 4 mud, 1 mud=675 gr) atau
kira-kira setara dengan 3,1 liter atau 2.5 kg makanan pokok (tepung, kurma,
gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan.
Kapan Waktu Pengeluaran Zakat fitrah ?
Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, paling lambat sebelum orang-orang
selesai menunaikan Salat Ied. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka
yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah
biasa.
Siapa saja orang yang berhak menerima Zakat ?
اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ
عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ
سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ
حَكِيْمٌ - ٦٠
Artinya :
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (Q.S At-Taubah ayat 60)
Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf (fakir, miskin,
amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun menurut
beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan
pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa
jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikeluarkannya
zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya
dan saling berbagi sesama umat islam.
Sumber Hadits berkenaan dengan Zakat Fitrah:
1)
Diriwayatkan
dari Ibnu Umar t.ia berkata: Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah dari
bulan Ramadan satu sha' dari kurma, atau satu sha' dari sya'iir. atas seorang
hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari
kaum muslilmin. (H.R: Al-Bukhary dan Muslim).
2)
Diriwayatkan
dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata ; Rasulullah telah
mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu sha' dari sya'iir atas
seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari
kaum muslimin dan dia memerintahkan agar di tunaikan / dikeluarkan sebelum
manusia keluar untuk salat 'ied. (H. R: Al-Bukhary, Abu Daud dan Nasa'i).
3)
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw telah memfardhukan zakat fithrah
untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan
keji dan untuk memberi makan orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya
sebelum salat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang
mengeluarkannya sesudah salat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah
biasa (bukan zakat fithrah). (H.R: Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni).
4)
Diriwayatkan
dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw.
bersabda: Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di
bawah (meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll)
dan sebaik-baik shadaqah adalah yang dikeluarkan dari kelebihan kekayaan (yang
di perlukan oleh keluarga) (H.R: Al-Bukhary dan Ahmad)
5)
Diriwayatkan
dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah sw. memerintahkan untuk mengeluarkan
zakat fithrah unutk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya
dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu). (H.R: Daaruquthni,
hadits hasan).
6)
Artinya:
Diriwayatkan dari Nafi' t. berkata: Adalah Ibnu Umar menyerahkan (zakat
fithrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima zakat fithrah / amil)
dan mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fithrah sehari atau dua hari
sebelum 'iedil fitri. (H.R.Al-Bukhary).
7)
Diriwayatkan
dari Nafi': Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang mengeluarkan
zakat fithrah kepada petugas yang kepadanya zakat fithrah di kumpulkan (amil)
dua hari atau tiga hari sebelum hari raya fitri. (H.R: Malik)
B. Zakat Mal / Zakat Harta
Apa Itu zakat Mal ?
Zakat harta
(bahasa Arab: الزكاة المال, transliterasi: zakah māl) adalah zakat yang
dikenakan atas harta yang dimiliki oleh individu dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara syarak.
Apa saja syarat-syarat harta yang wajib ditunaikan zakatnya ?
Syarat-syarat
harta:
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Milik penuh,
yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan mengeluarkan
zakat.
2. Berkembang,
yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
3. Mencapai nisab,
yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan, harta yang tidak mencapai
nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfak atau bersedekah.
4. Lebih dari
kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk
hidupnya terpenuhi terlebih
dahulu.
5. Bebas dari
Hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta yang
dizakatkan mengakibatkan tidak
terpenuhinya nisab, dan akan dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut
bebas dari kewajiban zakat..
6. Berlalu satu
tahun (Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk
ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak
memiliki syarat haul.
Harta apa saja harta yang wajib dizakati ?
Macam-macam zakat Mal dibedakan atas objek zakatnya antara lain:
1. Hewan ternak.
Meliputi semua jenis & ukuran ternak (misal: sapi, kerbau, kambing, domba,
dan ayam).
2. Hasil pertanian.
Hasil pertanian yang dimaksud adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang
bernilai ekonomis seperti
biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias,
rumput-rumputan, dedaunan, dll.
3. Emas dan perak.
Meliputi harta yang terbuat dari emas dan perak dalam bentuk apapun.
4. Harta perniagaan. Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjualbelikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan di sini termasuk yang diusahakan secara perorangan maupun kelompok/korporasi.
Hasil tambang (makdin).
5.
Meliputi hasil
dari proses penambangan benda-benda yang terdapat dalam perut bumi/laut dan
memiliki nilai ekonomis seperti minyak, logam, batu bara, mutiara dan lain-lain.
6.
Barang temuan
(rikaz). Yakni harta yang ditemukan dan tidak diketahui pemiliknya (harta
karun).
7.
Zakat profesi,
yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila
telah mencapai nisab. Profesi
dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter,
notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta.
Yang berhak menerima Berdasarkan firman Allah QS At-Taubah ayat 60, bahwa yang
berhak menerima zakat/mustahik sebagai berikut:
1.
Orang fakir:
orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk
memenuhi penghidupannya.
2.
Orang miskin:
orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3.
Amil: orang yang
diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4.
Mualaf: orang
kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya
masih lemah.
5.
Hamba sahaya:
memerdekakan budak mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir.
6.
Orang berhutang:
orang yang berutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak
sanggup membayarnya. Adapun orang yang berutang untuk memelihara persatuan umat
Islam dibayar utangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu
membayarnya.
7.
Sabilillah: yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa
fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit, madrasah, masjid, pesantren, ekonomi umat, dll.
8.
Ibnu sabil: orang yang sedang dalam perjalanan bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Atau juga orang yang menuntut ilmu di tempat yang jauh dari kehabisan bekal.